Jumat, 30 September 2011

TREND DAN DINAMIKA PASAR KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPITrend pertumbuhan konsumsi kopi bubuk dan instan relatif landai. Pertumbuhan yang marak lebih terjadi pada kopi mix di kalangan kaum muda atau di kalangan peminum ringan. Karena itu, diperkirakan persaingan ketat tidak hanya terjadi di kopi bubuk, tetapi justru di kopi mix, terutama di antara produsen besar nasional. Namun demikian, dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan posisi merek Kapal Api di kopi bubuk masih sulit digoyahkan. Pemosisian merek ini dengan pesan iklanya “Jelas lebih enak” memang mengena pada konsumen, sebagai suatu atribut yang dipentingkan oleh konsumen kopi sebagaimana terekam dalam riset ini. Jadi, pangsa pasar pada kisaran 45 persen masih akan tetap dalam dipertahankan dalam lima tahun mem ndatang. Dan, merek ABC yang nota bene masih satu produsen dengan kapal Api masih akan tetap berada di posisi kedua dengan mensasar segmen pasar yang agak sedikit didorong ke kopi mix susu, disamping juga sebagai kopi bubuk. Artinya, PT Santos Jaya Abadi telah bertempur di segala lini pasar. Oleh karena itu, upaya PT Torabika yang terus menerus berusaha mendongkrak pangsa pasar dengan berbagai varian kopi yang diluncurkan tampaknya sulit menggoyangkan posisi kedua merek tersebut di atas.

Di awal peluncuran, kopi Torabika memang sempat memikat pengguna kopi dengan persepsi sebagai kopi Toraja yang memang sangat terkenal. Tetapi, lama kelamaan persepsi itu tampaknya sudah tidak kelihatan lagi, kecuali pasar mempresepsi sebagai kopi original, yang tentunya juga persepsi yang sama dimiliki oleh kopi merek lainnya. Banyak varian Torabika yang diluncurkan di pasar, justru dapat mengakibatkan positioning dari pada merek kopi ini yang dapat menjadi tidak jelas. Merek Indocafe misalnya, meskipun juga memproduksi kopi bubuk, tetapi pasar tetap saja mempresepsi kopi ini sebagai kopi instan. Sehingga tidak mengherankan jika produksi kopi bubuk Indocafe kurang dikenal di pasar.

Pada kopi instan, dua merek yang sudah melekat dibenak masyarakat adalah merek Indocafe dan Nescafe. Kopi instan produksi PT Torabika dengan merek Kopiko tampak masih belum dikenal banyak, atau juga merek Good Day produksinya PT Santos Jaya Abadi. Tetapi karena ceruk pasar kopi instan pada dasarnya masih relatif kecil, maka pertarungan di pasar ini praktis hanya di antara Indocafe dan Nescafe.

Dari segi perilaku konsumen, potensi memenangkan persaingan pasar di bisnis kopi justru datang dari usaha menyiasati fanatisme konsumen. Peminum ringan akan berubah perilaku dalam mengkonsumsi kopi sebagai peminum fanatis yang kebutuhan utamanya adalah kopi original.

Karena, sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa loyalitas konsumen terhadap jenis atau merek kopi yang sudah biasa dikonsumsi sangat tinggi (84,2%). Sisi positif dari loyalitas ini adalah bahwa peluang bisnis kopi akan terbuka apabila ada konsistensi, ketelatenan, keuletan atau daya tahan dalam membangun brand yang didasarkan pada preferensi konsumen. Upaya ini akan memerlukan waktu, strategi promosi dan juga modal yang memadai. Loyalitas konsumen pada merek yang sudah biasa dikonsumsi dapat merupakan sebuah kekuatan dari sebuah merek, dan sekaligus kesulitan bagi suatu merek untuk mengambil alih atau mengakuisisi konsumen dari merek kompetitor. Kekuatan inilah yang dimiliki oleh merek kopi bubuk lokal. Sehingga meskipun mereka kurang kuat modal dari sisi promosi, tetapi sebaliknya mereka juga tidak mudah begitu saja dapat dimatikan oleh produsen kopi besar. Jadi, ke depan diperkirakan bahwa merek kopi bubuk lokal akan tetap eksis.

Bahkan diberbagai daerah muncul fenomena memunculkan merek-merek kopi bubuk dengan rasa khas daerah tersebut yang nadanya makin kuat menggema. Tren ini pada dasarnya tidak mempengaruhi volume konsumsi kopi, tetapi lebih berdampak kepada akan berkurangnya dominasi produsen-produsen besar karena keberhasilan produsen daerah memunculkan rasa kopi yang khas dan enak, serta aroma yang khas pula, plus menjadi kebanggaan daerah tersebut memiliki produk unggulan khas daerah, yang mana kekhasan produk ini terus menerus diupayakan oleh masing-masing pemerintah daerah di Indonesia.

Dilihat dari segi wilayah, peluang pasar yang paling bagus adalah DKI Jakarta dan sekitarnya, dan kemudian Surabaya. Denpasar tampaknya agak sulit untuk ditembus, karena disamping merek- merek nasional, di sana juga sudah ada beberapa merek- merek produksi lokal. Kopi instan juga diperkirakan masih akan dikonsumsi hanya oleh kalangan dewasa dan berpendapatan tinggi. Sedangkan kebutuhan kopi mix akan meningkat tajam. Adapun proporsi kopi di dalam kopi mix relatif kecil (3– 13%), sehingga dampak terhadap perkembangan konsumsi kopi olahan tidak begitu besar.

Artikel Terkait:

KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

Peluang Usaha UKM

0 komentar:

Posting Komentar