Sabtu, 01 Oktober 2011

TEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA TEMULAWAK

Setelah bibit tanaman temulawak dengan kualitas yang baik tersedia serta media penanamannya disiapkan, untuk memperoleh hasil budi daya temulawak dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal masih ada beberapa tahapan yang tidak kalah pentingnya, yakni penanaman dan pemeliharaan tanaman temulawak. Sebagai panduan berikut uraian mengenai teknik penanaman dan pemeliharaan dalam budi daya tanaman temulawak :

Agar tumbuhnya tanaman temulawak dalam budidaya temulawak dapat seragam dan tertata dengan baik , perlu dilakukan teknik penanaman sebagai berikut :

Penanaman dilakukan secara monokultur dan lebih baik dilakukan pada awal musim hujan kecuali pada daerah yang memiliki pengairan sepanjang waktu. Fase awal pertumbuhan adalah saat di mana tanaman memerlukan banyak air.

Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm.

Satu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm.

Masa tanam temulawak yaitu pada awal musim hujan untuk masa panen musim kemarau mendatang. Penanaman pada di awal musim hujan ini memungkinkan untuk suplai air yang cukup bagi tanaman muda yang memang sangat membutuhkan air di awal pertumbuhannya.

Pemeliharaan tanaman temulawak dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal dengan menghilangkan gangguan seperti tanaman liar serta beberapa perlakuan lain. Beberapa cara pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

Tanaman yang rusak/mati diganti oleh bibit yang sehat yang merupakan bibit cadangan.

Penyiangan rumput liar dilakukan pagi/sore hari yang tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk menghindari persaingan makanan dan air. Penyiangan pertama dan kedua dilakukan pada dua dan empat bulan setelah tanam (bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya penyiangan dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh. Untuk mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan bantuan kored/cangkul dengan hati-hati.

Kegiatan pembubunan perlu dilakukan pada pertanaman rimpang-­rimpangan untuk memberikan media tumbuh rimpang yang cukup baik. Pembubunan dilakukan dengan menimbun kembali area perakaran dengan tanah yang jatuh terbawa air. Pembubunan dilakukan secara rutin setelah dilakukan penyiangan.

Seperti pada umumnya proses pemupukan pada tanaman lain, pemupukan dapat dilakukan secara organik ataupun konvensional. Keduanya akan kita bahas lebih lanjut berikut ini :

Pada pertanian organic yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organic yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organic atau pupuk kandang dilakukan lebih sering dibanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organic ini dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan.

Pemupukan Awal

Pupuk dasar yang diberikan saat tanam adalah SP-36 sebanyak 100 kg/ha yang disebar di dalam larikan sedalam 5 cm di antara barisan tanaman atau dimasukkan ke dalam lubang sedalam 5 cm pada jarak 10 cm dari bibit yang baru ditanam. Larikan atau lubang pupuk kemudian ditutup dengan tanah. Sesaat setelah pemupukan tanaman langsung disiram untuk mencegah kekeringan tunas.

Pemupukan Susulan

Pada waktu berumur dua bulan, tanaman dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/tanaman (10-12,5 ton/ha), 95 kg/ha urea dan 85 kg/ha KCl. Pupuk diberikan kembali pada waktu umur tanaman mencapai empat bulan berupa urea dan KCl dengan dosis masing-masing 40 kg/ha. Pupuk diberikan dengan cara disebarkan merata di dalam larikan pada jarak 20 cm dari pangkal batang tanaman lalu ditutup dengan tanah.

Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi/sore hari ketika tanaman masih berada pada masa pertumbuhan awal. Pengairan selanjutnya ditentukan oleh kondisi tanah dan iklim. Biasanya penyiraman akan lebih banyak dilakukan pada musim kemarau. Untuk menjaga pertumbuhan tetap baik, tanah tidak boleh berada dalam keadaan kering.

Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.

Sedapat mungkin pemulsaan dengan jerami dilakukan diawal tanam untuk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tidak gembur/padat) dan mencegah tumbuhnya gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.

teknik penanaman dan pemeliharan tanaman budidaya anggrek (29), pemberian pupuk kompos pada jagung (9), TEKHNIK PEMBUBUNAN (1), rumput liar disiangi (1), pentingnya pupuk untuk tanaman temulawak (1), penanaman dan pemeliharaan tanaman jagung (1), materi tentang penyiangan pada tanaman padqa umumnya (1), cara tumbuh TEMU LAWAK (1), cara penanaman tanaman obat yang baik (1), cara pembubunan kopi (1)

Artikel Terkait:

TEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA RAMBUTANTeknik Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Budidaya NangkaTEKNIK PENANAMAN SERTA PEMELIHARAAN DALAM BUDI DAYA MELONPENGOLAHAN MEDIA TANAMAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA MANGGISMEDIA TANAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA SAWO

Peluang Usaha UKM

0 komentar:

Posting Komentar